pospat.com - Angka kasus HIV/Aids di Kota Banjar, Jawa Barat pada periode 2023 terus mengalami kenaikan. Mirisnya, di tengah peningkatan angka penderita HIV/Aids, anggaran untuk pencegahan terbilang sangat minim.
Dari data KPA Kota Banjar, jumlah kasus HIV/Aids sampai dengan Oktober 2023 bertambah menjadi 51 kasus. Menurut Pelaksana program KPA Kota Banjar, Syahid Burhani, secara akumulasi kasus HIV/Aids mencapai 357 kasus.
“Sampai bulan Oktober jumlah penambahan ada 51 kasus. Kami juga akan melakukan validasi data lagi nanti di akhir bulan Desember ini,” jelasnya seperti dikutip dari HarapanRakyat.com--jaringan Suara.com, Senin (4/12).
Menurut Syahid Burhani, pihaknya sebenarnya sudah mengajukan anggaran untuk pencegahan HIV/Aids kepada pemerintah sebesar Rp224 juta. Namun sayangnya untuk anggaran 2024 hanya dialokasi cuma Rp30 juta.
Baca Juga: Belum Ada Pemetaan Kerawanan Bencana, Warga Cireunghas Sukabumi Was-was dengan Pergerakan Tanah
Anggaran ini katanya tentu saja sangat tidak mencukupi untuk program pencegahan HIV/Aids di kota Banjar.
“Tahun ini anggaran kami sangat minim hanya Rp 25 juta. Untuk tahun depan kami sudah mengajukan anggaran penanganan tapi anggaran yang dialokasikan juga nggak jauh beda hanya Rp 30 juta,” katanya.
Sementara itu, pegiat HIV/Aids Kota Banjar, Rika Setiawati, salah satu penyebab meningkatnya angka kasus HIV/Aids ialah soal dukungan dari pemerintah.
Menurutnya, upaya pencegahan melalui edukasi dan penanggulangan, seperti pendampingan untuk berobat yang seharusnya menjangkau ke sejumlah sasaran komunitas tidak berjalan secara maksimal.
“Kenapa angka HIV/Aids naik? pertama tidak ada penjangkauan ke komunitas untuk mengajak anak komunitas ke layanan untuk mobile VCT ke puskesmas. Nggak ada yang memberikan pemahaman,” ungkap Rika.
Baca Juga: Ditipu Travel, Puluhan Calon Jamaah Umrah Hanya Diantar Sampai ke Terminal Garut
“Terus sekarang kurangnya anggaran untuk KPA tahun ini hanya Rp 25 juta. Nggak bisa buat sosialisasi, nggak ada buat pendampingan menjangkau komunitas,” katanya menambahkan.
Lebih lanjut ia mengatakan, selain kendala di atas, untuk kendala lainnya yaitu tidak adanya akses layanan BPJS Kesehatan untuk berobat. Terutama bagi mereka yang sudah positif atau ODHA.
Berita Terkait
-
Taman Wisata Wana Griya, Rayakan Liburan dengan Budget Murah di Bogor
-
Penampakan Gunungan Sampah Hiasi Pasar Induk Caringin di Bandung
-
Hari AIDS Sedunia: Pentingnya Meningkatkan Akses Kesehatan dan Pencegahan HIV di Kalangan Generasi Muda
-
Cek Lokasi Penyebab Banjir Desa Karangligar, Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa: Ini Banjir Abadi...
-
Awas Bahaya Penularan HIV/AIDS Lewat Jarum Suntik, Ini Risiko Fatalnya!
Terpopuler
- Sepulang Umrah, Hanung Bramantyo dan Keluarga Ikut Misa Natal di Vatikan
- Nasib Uang Donasi Pak Tarno dari Raffi Ahmad Usai Kena Stroke, Istri Pertama Heran Kenapa Tetap Jualan
- Segini Kekayaan Hasto Kristiyanto, Tak Pernah Lapor LHKPN Lagi Sejak 2003
- Susi Pudjiastuti Ikut Komentari Lukisan Yos Suprapto yang Dianggap Kritik Pemerintah: Kalau Tidak Boleh Pameran...
- Jay Idzes Soroti Fans Timnas Indonesia: Saya Tak Ingin Pilih Negara...
Pilihan
-
Harga Emas Antam Tiba-tiba Naik Jadi Rp1.528.000/Gram Hari Ini
-
Kalahkan Singapura, Satu Kaki Vietnam di Final Piala AFF 2024
-
6 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Memori 256 GB Terbaik Desember 2024
-
Tragedi di Desa Miau Baru: Pemilik Kebun Sawit Ditemukan Tewas, Diduga Dibunuh
-
Budaya Dayak Hiasi Desain Rp 1 Triliun Istana Wapres di IKN
Terkini
-
Libur Natal dan Tahun Baru, Pemkab Karawang Antisipasi Peningkatan Volume Sampah
-
Perampok Satroni Kediaman Haji Iwan, Bacok Lansia dan Sandera Penghuni Rumah
-
Polisi Dalami Kematian Mahasiswi UPI Bandung
-
Pastikan Keamanan dan Kenyamanan Wisatawan, Petugas Gabungan Disiagakan di Pantai Selatan Cianjur
-
Jajakan Wanita Muda ke Turis Asing, Dolken Diringkus Polisi