Dengan semangat menggelorakan nilai-nilai Pancasila dan kewarganegaraan yang baik, Forum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Fordika) FKIP Universitas Lampung menggelar Olimpiade PPKn ke-XI tahun 2024. Acara yang dibuka pada Kamis, 24 Oktober 2024 di Gedung B FKIP Unila dan berlangsung sampai tanggal 25 Oktober 2024 ini menjadi ajang unjuk kemampuan bagi ratusan peserta dari berbagai sekolah di Bandar Lampung.
Mengusung tema “Mengembangkan Potensi Generasi Muda yang Kompetitif dan Memiliki Civic Kompetence sesuai dengan Karakter Pancasila Melalui Olimpiade PPKn”, acara ini berhasil menyedot perhatian tidak hanya dari kalangan peserta, tetapi juga para pendidik, akademisi, serta masyarakat luas. Berbagai lomba menarik digelar, mulai dari LCT (Tes Kompetensi Akademik), lomba pidato, hingga lomba penulisan esai untuk tingkat SMP, SMA, dan mahasiswa.
Sebagai tanda dimulainya Olimpiade PPKn ke-XI, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FKIP Unila, Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. secara resmi membuka acara. Dalam sambutannya, Bapak Hermi Yanzi menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada panitia penyelenggara dan seluruh peserta yang telah berpartisipasi. Beliau juga menekankan pentingnya kegiatan seperti ini dalam membentuk karakter generasi muda yang berintegritas dan memiliki jiwa kepemimpinan.
"Olimpiade PPKn ini bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menjadi wadah bagi generasi muda untuk belajar, bertukar pikiran, dan mengembangkan potensi diri," ujar Bapak Hermi Yanzi. "Saya berharap acara ini dapat menginspirasi peserta untuk terus berkontribusi dalam membangun bangsa."
Terdapat setidaknya 300 peserta yang terdaftar dalam setiap cabang lomba. Lomba LCT menjadi ajang bagi peserta untuk menguji pemahaman mereka terhadap materi-materi PPKn yang telah dipelajari di sekolah. Sementara itu, lomba pidato dan penulisan esai memberikan ruang bagi peserta untuk mengekspresikan ide-ide kreatif dan kritis mereka tentang isu-isu aktual yang berkaitan dengan kewarganegaraan.
“Saya sangat senang bisa mengikuti Olimpiade PPKn ini,” ujar salah satu peserta lomba pidato. “Acara ini tidak hanya melatih kemampuan berbicara di depan umum, tetapi juga membuat saya semakin memahami pentingnya peran generasi muda dalam membangun negara.”
Selain lomba, Olimpiade PPKn ke-XI juga dimeriahkan dengan seminar nasional yang menghadirkan pembicara dari Bank Indonesia. Dengan tema “Cinta, Bangga, Paham Rupiah”, seminar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang pentingnya nilai rupiah sebagai simbol kedaulatan negara dan mendorong generasi muda untuk mencintai produk dalam negeri.
Kesuksesan Olimpiade PPKn ke-XI tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Selain Universitas Lampung, acara ini juga didukung oleh sejumlah sponsor, seperti Bank Indonesia, Great Giant Foods, Wardah, Wong Coco, SMA YP UNILA, SMPN 5 Bandar Lampung, SMAN 14 Bandar Lampung, SMAN 15 Bandar Lampung, SMAN 20 Bandar Lampung, Tribun Lampung, Kapal Api, dan Mie Sedap.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak yang telah berkontribusi dalam suksesnya Olimpiade PPKn ke-XI,” ujar Fatkhan Afiful Akbar, selaku Ketua Pelaksana. “Semoga acara ini dapat menjadi motivasi bagi generasi muda untuk terus belajar dan berkarya demi kemajuan bangsa.”
Olimpiade PPKn ke-XI diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mencetak generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan peduli terhadap negaranya. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari acara ini, diharapkan para peserta dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi masyarakat.
“Melalui Olimpiade PPKn, kita ingin menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air pada generasi muda,” ujar Dr. Yunisca Nurmalisa, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) FKIP Unila. “Kami berharap acara seperti ini dapat terus diselenggarakan secara rutin untuk mendorong pengembangan pendidikan kewarganegaraan di Indonesia.”
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ketika Kebutuhan Dasar Menjadi Pemicu Kejahatan
-
Imabsi FKIP Unila Sukses Gelar Mubes, Lahirkan Pemimpin Baru
-
Haruskah yang Terlambat Ditunggu, Lantas yang Tepat Waktu Malah Menunggu?
-
Pentingnya Diksi dalam Komunikasi Publik, Refleksi Kasus Kontroversial
-
Solidaritas Publik, Gus Miftah, dan Kontroversi Pengguncang Dunia Maya
Artikel Terkait
-
PSSI Bidik Olimpiade 2028, Keputusan STY di Piala AFF 2024 Terbukti Bukan Asal-asalan
-
Pendidikan Mayor Teddy, Seskab Disebut Blunder Usai Bantahan Prabowo Demam Beda dengan PM Malaysia
-
Gelar Pendidikan Gibran Jadi Sorotan, Terungkap Lulus dengan Nilai Terendah
-
Pendidikan Cemerlang Hasto Kristiyanto, Lulusan 2 Sekolah Favorit di Jogja
-
Solusi Matematika Menyenangkan yang Pak Menteri Cari
News
Terkini
-
Kim Hee-won Akui Sempat Ingin Mundur saat Sutradarai Drama Korea Light Shop
-
Pantai Ba'batoa, Rekomendasi Wisata Nikmati Sunset di Polewali Mandar
-
Kamatian Patut Dirayakan dalam Buku Ikan-Ikan dari Laut Merah Karya Danarto
-
Harvey Moeis dan 6,5 Tahun: Logika Hukum atau Ironi Publik?
-
Tampil Baik, Ini 3 Pemain yang Wajib Masuk Timnas Indonesia untuk Sea Games 2025