Suara.com - Perayaan Natal di seluruh dunia selalu identik dengan keberadaan pohon Natal. Adapun jenis pohon yang paling banyak digunakan ketika perayaan Natal adalah cemara. Namun, taukah kamu sejarah cemara jadi pohon Natal?
Pohon cemara itu biasanya dihiasi dengan berbagai ornamen dan pernak-pernik seperti bola warna-warni, lonceng, bintang, pita, serta lampu. Tradisi dan sejarah penggunaan pohon cemara menjadi pohon Natal sebenarnya sudah berlangsung sejak berabad-abad lamanya.
Kini, umat Kristiani menempatkan pohon Natal di dalam rumah untuk menciptakan suasana yang berbeda atau khas. Sayangnya, tidak semua umat Kristiani yang menggunakan pohon cemara saat Natal tahu sejarah serta makna sesungguhnya.
Sejarah Cemara Jadi Pohon Natal
Asal usul pohon Natal sendiri bermula dari penggunaan simbolis pohon cemara. Tradisi ini banyak dilakukan oleh masyarakat Mesir Kuno, Yunani Kuno, hingga Romawi Kuno.
Baca Juga: Hindari Kehabisan! Ini Tips Aman Beli Tiket Kereta Api untuk Natal dan Tahun Baru
Berdasarkan sejarahnya, pemilihan pohon cemara disebabkan karena pohon itu tetap hijau sepanjang tahun. Bahkan saat disimpan di dalam rumah, akan mengeluarkan bau khas yang mengharumkan ruangan.
Pohon cemara memiliki arti khusus bagi orang-orang di negara empat musim khususnya saat musim dingin. Di negara-negara Eropa, pohon cemara diyakini dapat menjauhkan keluarga dari penyihir, roh jahat, penyakit, hingga hantu.
Sementara dalam budaya lain, pohon cemara digunakan sebagai simbol kehidupan kekal dan kesuburan. Sedangkan pohon jenis lain yang hanya hidup di musim tertentu dinilai hanya akan mengingatkan manusia pada siklus hidup dan kematian.
Negara Pertama
Diketahui negara yang pertama kali memeriahkan Hari Natal dengan pohon cemara adalah Jerman tepatnya pada abad-ke-16. Kemudian, tradisi pohon Natal ini mulai berkembang sampai pertengahan tahun 1800-an. Hingga pada akhirnya tradisi ini mulai melekat di seluruh negara Eropa dan Amerika.
Selain memakai pohon cemara, beberapa ummat Kristiani juga memilih membangun piramida Natal yang terbuat dari kayu lalu menghiasinya dengan pepohonan hijau serta lilin di sekelilingnya.
Baca Juga: Hukum Mengucapkan Selamat Natal Menurut Para Pendakwah: Gus Miftah dan UAS Beda Pandangan
Adapun orang yang pertama kali menambahkan ornamen-ornamen lilin sebagai dekorasi pohon Natal adalah Martin Luther. Kebiasaan ini ia lakukan, usai melihat pantulan kerlap-kerlip bintang di langit di antara pepohonan.
Sejak saat itu, tradisi pohon Natal kian menyebar. Sampai-sampai masyarakat Inggris mulai menggunakan pohon Natal saat momen Ratu Victoria menikah dengan Pangeran Albert dari Jerman.
Makna Pohon Natal
Bagi umat Kristen, Pohon Natal dijadikan sebagai simbol harapan yang selalu dipajang untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus. Melansir dari situs ABC.net.au, bangsa Romawi menggunakan pepohonan untuk menghiasi kuil-kuil mereka pada festival Saturnalia.
Sementara itu, orang Mesir kuno memanfaatkan pohon palem hijau sebagai bagian dari proses pemujaan mereka pada Dewa Ra.
"Gagasan membawa pohon cemara ke dalam rumah melambangkan kesuburan dan kehidupan baru dalam kegelapan musim dingin, yang lebih merupakan tema pagan," ungkap Dr Dominique Wilson dari University of Sydney.
"Di situlah juga ide holly dan ivy dan mistletoe berasal karena mereka adalah beberapa tanaman berbunga di musim dingin sehingga mereka memiliki makna khusus. Jadi ide membawa pepohonan hijau ke rumah dimulai di sana dan akhirnya berevolusi menjadi pohon Natal," pungkasnya.
Itulah sejarah cemara jadi pohon Natal yang perlu dipahami agar perayaan Natal semakin bermakna dan istimrewa. Selamat merayakan Natal bagi umat Kristen di seluruh dunia!
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari