Hukum Mengucapkan Selamat Natal Menurut Para Pendakwah: Gus Miftah dan UAS Beda Pandangan

Husna Rahmayunita Suara.Com
Senin, 23 Desember 2024 | 18:39 WIB
Hukum Mengucapkan Selamat Natal Menurut Para Pendakwah: Gus Miftah dan UAS Beda Pandangan
Gus Miftah, Ustaz Abdul Somad (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Momen Natal kerap menimbulkan pertanyaan besar di kalangan umat Muslim terkait dengan hukum mengucapkan selamat Natal bagi rekan-rekan mereka yang beragama Kristiani.

Adapun tak sedikit lapisan masyarakat Muslim yang ingin memberikan wujud toleransi kepada umat Kristiani dengan mengucapkan selamat Natal.

Kendati demikian, ada beberapa ulama dan pemuka agama Islam yang menegaskan bahwa mengucapkan selamat Natal adalah tindakan yang dilarang oleh hukum agama.

Lantas, bagaimana pendapat para pendakwah terkait hukum mengucapkan selamat Natal menurut syariat Islam?

Baca Juga: Bolehkah Muslim Mengucapkan Selamat Natal? Ini Pandangan Ustaz Felix Siauw

Habib Jafar: Boleh, tapi...

Habib Jafar dan Onadio Leonardo (instagram)
Habib Jafar dan Onadio Leonardo (instagram)

Pendapat pertama datang dari sosok ustaz sekaligus figur publik Husein Jafar Al Hadar alias Habib Jafar.

Ustaz yang kerap menggelar diskusi lintas kepercayaan ini punya sikap yang unik terkait hukum mengucapkan selamat Natal.

Habib Jafar pertama-tama menegaskan bahwa mengucapkan selamat Natal tak otomatis menghilangkan keislaman seseorang.

"Kembali lagi ke setiap orang, mau memilih pendapat yang mana. Dan saya memilih yang memperbolehkan mengucapkan selamat natal. Karena iman saya kayaknya cukup bisa bertahan untuk itu," ujar Habib Jafar kala diwawancarai Merry Riana, Minggu (22/12/2024).

Adapun dalam kesempatan berbeda, Habib Jafar memberikan syarat yakni boleh mengucapkan selamat Natal, asalkan tidak mengimani bahwa Yesus adalah juruselamat dan Tuhan sebagaimana yang diimani oleh umat Kristiani.

Baca Juga: Bahas Soal Video Call Bareng Pemandu Karaoke, Ceramah Gus Miftah Dinilai Tak Pantas: Kajian Agama atau Cerita Panas?

"Selama bahwa keimanan sebagaimana mereka mengimani Yesus yang dalam hal ini adalah nabi, yaitu Nabi Isa bagi kita," terang sang Habib dalam sebuah konten, dikutip Senin (23/12/2024).

Gus Miftah: Sama seperti bekerja pada bos Kristen

Gus Miftah (Instagram)
Gus Miftah (Instagram)

Gus Miftah juga melihat bahwa memberikan ucapan selamat Natal ke umat Kristiani tak membuat seorang Muslim luntur keimanannya.

Sosok mantan Utusan Khusus Presiden tersebut menganalogikan mengucapkan selamat Natal seperti bekerja di bawah seorang bos nonmuslim. Hal tersebut tak otomatis mengganggu keimanan seorang Muslim.

"Bekerja kepada orang kafir, maka dia menjadi kafir. Nggak ada yang berani (ngomong)," ujar Gus Miftah.

Tak jauh berbeda dengan Habib Jafar, Gus Miftah menilai seorang Muslim tak otomatis murtad menjadi kristen ketika mengucapkan selamat Natal.

"Akan sangat naif ketika orang mengatakan, 'Selamat Natal', maka dia menjadi Kristen," lanjut Gus Miftah.

Syekh bin Baz dan Muhammad bin Shalih al-Utsaimin: Haram hukumnya

Sayangnya, pendapat Habib Jafar dan Gus Miftah tak sama dengan sosok mantan Mufti Arab Saudi, Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz alias Syekh bin Baz.

Syekh bin Baz dan sang murid, Shalih al-Utsaimin menegaskan bahwa hukum mengucapkan selamat Natal dengan alasan apapun adalah haram.

Keduanya melandaskan hukum berdasarkan Al-Furqan ayat 72, yang menjelaskan bahwa seorang Muslim tak boleh memberikan kesaksian palsu. Bagi Syekh bin Baz, kesaksian palsu juga bisa berupa mengucapkan selamat Natal kendati tak mengimani ketuhanan Yesus Kristus.

Yusuf al Qardhawi dan Syekh Ali Jumah: Tak ada larangan berbuat baik

Beberapa ulama Mesir seberti Syekh Yusuf Qaradhawi dan Syekh Ali Jumah ternyata sependapat dengan Gus Miftah dan Habib Jafar.

Keduanya menilai mengucapkan selamat Natal dari seorang Muslim ke seorang Kristiani adalah boleh.

Mereka berpegang pada dalil Al Mumtahanah ayat 8 yang menjelaskan tak ada larangan berbuat baik kepada siapa saja, termasuk nonmuslim selagi tidak saling berperang.

Dalil selanjutnya adalah HR Bukhari, nomor: 1356 dan 5657 yang menceritakan kisah kala Nabi Muhammad menjenguk seorang Yahudi.

UAS: Mengucapkan selamat Natal berarti mengaku Isa adalah anak Tuhan

Ustaz Abdul Somad. [Instagram/@ustadzabdulsomad_official]
Ustaz Abdul Somad. [Instagram/@ustadzabdulsomad_official]

Ustaz Abdul Somad alias UAS sebagai ulama kondang Tanah Air ternyata tak sepakat dengan rekan-rekan sesama pendakwah seperti Gus Miftah dan Habib Jafar.

UAS dalam ceramahnya menegaskan bahwa ada tiga konsekuensi kala seorang Muslim mengucapkan selamat Natal yang ternyata memengaruhi iman.

Adapun di dalam pandangan UAS, mengucapkan selamat Natal berarti mengakui Isa lahir pada 25 Desember dan mati di kayu salib seperti yang diyakini oleh umat Kristiani.

"Ketika kau ucapkan selamat Natal, ada tiga konsekuensi. Pertama, kau sudah mengatakan Isa lahir 25 Desember, padahal dia tidak lahir 25 Desember," beber UAS dalam ceramahnya.

Ucapan selamat Natal bagi UAS juga membuat seorang Muslim mengimani status Isa sebagai Anak Tuhan sebagaimana Yesus Kristus dalam iman Kristen.

"Berarti kau sudah mengatakan Isa mati di depan salib, padahal Qu'ran mengatakan dia tidak mati di hadapan salib. Ketiga, kau mengucapkan selamat Natal berarti sama artinya dengan kau mengatakan Isa adalah anak Tuhan," lanjut UAS.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI