Suara.com - Ria Ricis menjadi sorotan setelah kedatangannya di tempat berjualan Pak Tarno. Dalam kesempatan tersebut, Ria Ricis bukan hanya datang untuk sekadar berkunjung, tetapi juga ikut membeli dagangan milik Pak Tarno.
Hal ini tentu menarik perhatian banyak warga yang datang untuk menyaksikan interaksi antara kedua figur publik ini. Namun, momen tersebut justru diwarnai dengan ketegangan antara tim Ria Ricis dan awak media.
Dilansir dari laman Exolyt, Ria Ricis diperkirakan bisa memperoleh penghasilan yang cukup fantastis dari setiap konten video yang diunggahnya, yakni sekitar 4.627 dolar AS atau setara dengan Rp 71 juta.
Penghasilan tersebut tentu saja menunjukkan popularitas besar yang dimiliki oleh Ria Ricis di dunia maya. Tak heran jika banyak orang yang penasaran dengan berbagai kegiatan yang ia lakukan, termasuk ketika ia berkunjung ke tempat Pak Tarno.
Baca Juga: Meliput Pak Tarno, Jurnalis Suara.com Dapat Intimidasi Tim Ria Ricis
Namun, meskipun kedatangan Ria Ricis disambut antusias oleh warga sekitar, keadaan di lapak Pak Tarno justru berubah menjadi sedikit tegang.
Salah satu peristiwa yang mencuri perhatian adalah larangan keras yang diterima oleh wartawan Suara.com. Tim Ria Ricis dengan tegas meminta agar kamera ponsel tidak merekam momen kedatangan sang influencer.
“Kami sedang syuting, jangan direkam dulu ya, mas,” ujar salah satu tim Ria Ricis sambil menutup kamera ponsel jurnalis Suara.com ditulis Selasa (24/12/2024).
Kejadian ini semakin tegang ketika tim tersebut meminta jurnalis untuk menghapus rekaman yang sudah terlanjur diambil.
“Tolong dihapus,” kata tim Ria Ricis dengan nada yang cukup keras, menandakan ketegasan mereka dalam melarang perekaman.
Baca Juga: Profil Dewi, Istri Pak Tarno yang Dituding Jual Kesedihan
Tim Suara.com pun diminta untuk segera menghapus konten yang sudah terekam. Bahkan, salah seorang anggota tim Ria Ricis terus mendesak agar ponsel jurnalis diperiksa dan memastikan tidak ada lagi rekaman yang tersisa.
Hal ini tentu menimbulkan ketegangan di antara pihak media dengan tim Ria Ricis. Padahal, menurut keterangan pihak Suara.com, mereka sudah mendapat izin untuk meliput kegiatan Pak Tarno yang saat itu sedang berjualan.
Tak hanya itu, meski pihak Suara.com sudah mematuhi permintaan tersebut, tim Ria Ricis tetap tidak memperbolehkan adanya perekaman atau liputan apapun mengenai kegiatan yang berlangsung di lokasi.
Permintaan ini tentu membuat media merasa heran, mengingat mereka sudah mendapat izin dari manajer Pak Tarno, Slamet Tattoo, untuk meliput.
Di tengah situasi yang semakin memanas, Ria Ricis pun akhirnya meninggalkan tempat setelah kegiatan syutingnya selesai. Namun, kepergiannya meninggalkan tanda tanya mengenai hubungan antara influencer besar dengan media, serta bagaimana pengaruhnya terhadap kebebasan pers dalam meliput acara yang melibatkan tokoh publik.
Bagi sebagian orang, insiden ini mungkin terlihat sepele, tetapi bagi beberapa pihak, hal ini mencerminkan pentingnya etika dalam meliput kegiatan para figur publik.
Meski perbedaan pendapat antara media dan tim Ria Ricis terjadi, hal ini memberikan gambaran jelas mengenai dinamika antara influencer, media, dan publik. Bagaimana cara kerja tim influencer dalam mengelola citra mereka di media sosial dan bagaimana media berusaha untuk memberitakan setiap momen yang berkaitan dengan tokoh-tokoh terkenal.
Situasi seperti ini tentu menjadi pelajaran bagi semua pihak tentang pentingnya kerjasama dan saling menghormati dalam menjalankan tugas masing-masing.