Scroll untuk membaca artikel
News / Nasional
Selasa, 24 Desember 2024 | 21:36 WIB
Kadiv Propam Polri Irjen Pol Abdul Karim (tengah). [Suara.com/Yandi Sofyan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah 18 anggota kepolisian yang melakukan aksi pemerasan terhadap pengunjung konser Djakarta Warehouse Project (DWP), termasuk Warga Negara Malaysia, bakal menjalani sidang etik pekan depan.

Pernyataan tersebut disampaikan Kadiv Propam Polri, Irjen Abdul Karim, Selasa (24/12/2024).

"Kami sepakat di Div Propam akan menyidangkan kasus ini, yang kita rencanakan minggu depan sudah dilaksanakan sidang kode etik," katanya.

Dalam aksi kriminal aparat penegak hukum tersebut, tercatat ada 45 orang yang menjadi korban pemerasan, termasuk warga negara asing (WNA) asal Malaysia.

"Korban yang sudah kita datakan secara scientific crime dan hasil penyelidikan, hasil pendalaman yang sudah kita lakukan beberapa hari ini, warga negara Malaysia sebanyak 45 orang,” ujar Karim.

Karim menyebut dari hasil pemerasan yang dilakukan oleh anggota Polri terkumpul uang haram sejumlah Rp 2,5 miliar.

Adapun ke-18 anggota polisi ini berasal dari Polsek Kemayoran, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polda Metro Jaya.

"Barang bukti yang telah kita amankan jumlahnya Rp 2,5 miliar," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, 18 anggota polisi diciduk Propam Polri gegara terindikasi melakukan pemerasan saat gelaran konser DWP.

Baca Juga: Skandal Pemerasan di Konser DWP: 18 Polisi Peras 45 WNA Malaysia, Rp 2,5 Miliar Disita

Karo Penmas Divisi Humas, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, belasan aparat yang terciduk merupakan anggota dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Kemayoran

“Jumlah terduga oknum personil yang diamankan sebanyak 18 personil, terdiri dari personil Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Metro Kemayoran,” kata Truno, dalam keterangannya, Jumat (20/12/2024).

"Kami memastikan tidak ada tempat bagi Oknum yang mencoreng institusi. Investigasi pun telah kami lakukan secara profesional, transparan dan tuntas," katanya.

Truno juga meminta agar masyarakat menunggu update dalam perkara ini. Pasalnya ke-18 masih dalam pemeriksaan intensif.

“Kita tunggu bersama update berikutnya,” katanya.

Load More