Scroll untuk membaca artikel
News / Nasional
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 12:04 WIB
Budayawan Antonius Benny Susetyo, di auditorium kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jalan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/8/2017). [Suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Antonius Benny Susetyo atau akrab disapa Romo Benny meninggal dunia pada Sabtu (5/10/2024) dini hari. Pria yang menjabat sebagai Staf Khusus (Stafsus) Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini meninggal saat saat menjalankan tugas.

Menurut Kepala Biro Fasilitasi Pimpinan, Hubungan Masyarakat dan Administrasi BPIP Mahnan Marbawi ia meninggal di Pontianak, Kalimantan Barat.

“Beliau wafat di saat menjalankan tugas kedinasan dalam misi memperkuat pemahaman ideologi Pancasila di Pontianak, Kalimantan Barat,” kata Marbaw.

Disebutkan pula bahwa jasad Romo Benny akan diberangkatkan menuju rumah keluarga di Malang melalui Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, pada pukul 11.35 WIB.

Setibanya di malang akan disemayamkan di Rumah Duka Gotong Royong dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sukun pada Senin (7/10).

Profil Romo Benny

Romo Benny lahir di Malang, Jawa Timur pada 10 Oktober 1968. Selama hidupnya ia dikenal sebagai sosok yang terus memperjuangkan masyarakat lemah. Ia juga memberi perhatian kepada korban bencana dan kekerasan serta ikut memajukan Pusat Studi dan Pengembangan Kebudayaan (PUSPeK).

Pria lulusan Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang tahun 1996 tersebut dikenal sebagai seorang pastor muda yang mengusung gerakan moral bangsa.

Romo Benny juga pernah menulis buku berjudul “Hancurnya Etika Politik, Membuka Mata Hati Indonesia”. Ia juga sempat ditunjuk sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia pada 2008.

Baca Juga: Puan Maharani Ajak Masyarakat Pertebal Keyakinan pada Kekuatan dan Keunggulan Pancasila

Ia juga beberapa kali mengingatkan pentingnya bagi generasi muda Indonesia untuk menjauhi judi daring yang tengah marak. Selain itu, ia juga kerap mengingatkan pentingnya nilai toleransi dalam bermasyarakat.

Load More