Scroll untuk membaca artikel
News / Metropolitan
Kamis, 04 Juli 2024 | 18:37 WIB
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. (Suara.com/Fakhri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menilai banyak anak yang pindah ke Jakarta dalam setahun terakhir agar bisa bersekolah di Ibu Kota. Hal ini menjadi salah satu penyebab membludaknya calon siswa yang mengikuti Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Karena para calon siswa yang pindah, maka Heru menilai daya tampung sekolah di Jakarta jadi tak pernah tercukupi. Akibatnya, banyak anak yang tak lolos PPDB, khususnya lewat jalur zonasi.

"Pertama gini ya, kita harus memperbaiki zonasi itu. Banyak warga yang setahun lalu itu pindah ke Jakarta. Itu problem, tapi di sisi lain sebagai warga negara mereka berhak untuk bersekolah dimana saja," ujar Heru di Jakarta Pusat, Kamis (4/7/2024).

"Tapi saya lihat data perpindahan itu sudah diatur dari satu tahun yang lalu. Maka sampai kapanpun DKI Jakarta kekurangan bangku sekolah," katanya menambahkan.

Di satu sisi, Pemprov tak bisa melarang anak yang ingin bersekolah di Jakarta. Karena itu, ia menilai salah satu solusinya adalah dengan meningkatkan kualitas sekolah di daerah-daerah penyangga.

Dengan cara ini, maka siswa akan lebih memilih bersekolah di daerah asal ketimbang pindah ke Jakarta.

"Maka dari itu saya pesan kepada pemimpin yang baru di daerah lain bupati walikota sekitar jakarta ya bangunlah sekolah yang setara Jakarta," pungkasnya.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik DKI, Budi Awaluddin mengatakan, daya tampung yang cukup memadai untuk penerimaan siswa baru di tingkat SD.

"Daya tampungnya cukup lumayan agak banyak ya, karena masih ada yang kosong. Untuk SD daya tampungnya di 95.673," ujar Budi di kantor Disdik DKI, Senin (20/5/2024).

Baca Juga: Heru Budi Resmikan Rumah Barokah Palmerah, Hunian Vertikal Pertama di Indonesia dengan Skema Ini

Sementara, untuk tingkat setara SMP dan SMA belum mencapai 50 persen dari perkiraan Calon Peserta Didik Baru (CPDB).

"Lalu untuk (daya tampung) SMP di angka 71 ribu. Sedangkan daftar kita CPDB nya ada 151 ribu. Jadi hanya 47 persen," katanya.

"Sedangkan SMA, daya tampungnya hanya di 20.130 dna CPDB nya ada diabgka 39.141 atau lebih 35 persen," lanjut Budi.

Budi pun mengakui jumlah daya tampung sekolah negeri di Jakarta masih belum memenuhi standar ideal. Karena itu, pihaknya berencana melakukan rehabilitasi gedung sekolah agar bisa menambah kursi yang tersedia.

"Pemprov DKI Jakarta tentu berusaha untuk meningkatkan kuota kita. Memang masih agak cukup jauh dengan kondisi saat ini. pertama dengan melakukan rehab (gedung sekolah). Sehingga kuota di sekolah itu bertambah," tuturnya.

Kemudian, ada juga rencana penambahan sekolah baru di zonasi yang masih belum memiliki jumlah sekolah memadai.

"Kita juga akan melihat daerah-daerah memang zonasinya itu belum ada sekolah-sekolah. Nah itu juga akan menjadi perhatian kita, bagaimana kita menambah kuota, apakah nanti kita akan jadikan sekolah di daerah tersebut," ucapnya.

Load More