Suara.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto dikabarkan menjadi tersangka kasus suap Pergantian Antar Waktu (PAW). Adapun kasus ini melibatkan Harun Masiku dan sudah berjalan selama lima tahun.
Hasto sendiri sebelumnya pernah dipanggil sebagai saksi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 10 Juni 2024 silam. Kabar penyangkaaan tersebut membuat sosok Hasto Kristiyanto menuai atensi publik.
Tak sedikit yang mengulik segala hal tentangnya, termasuk latar belakang pendidikannya. Di mana Hasto Kristiyanto belajar sebelum aktif di partai politik? Berikut informasi selengkapnya yang terangkum.
Pendidikan Hasto Kristiyanto
Hasto Kristiyanto lahir di Yogyakarta pada 7 Juli 1966. Ia pernah mengenyam pendidikan di SMA Kolese de Britto Yogyakarta. Sejak duduk di bangku sekolah, ia rupanya sudah senang membaca buku-buku bertemakan politik.
Kecintaannya pada politik terus berlanjut sampai ia menjadi mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM). Saat kuliah, Hasto pernah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM.
Setelah lulus kuliah pada tahun 1991, Hasto mengawali karier di dunia bisnis dengan bergabung di PT Rekayasa Industri sebagai Project Manager. Lalu, ia menjabat sebagai Project Director di PT Prada Nusa Perkasa.
Hasto kemudian memulai langkah politiknya dengan bergabung ke PDIP pada tahun 2002. Saat itu, ia menjabat Wakil Sekretaris Bidang Media Massa dan Penggalangan DPP PDIP. Setelahnya, karier Hasto kian memuncak.
Ia terpilih menjadi anggota DPR RI untuk daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur. Sebagai wakil rakyat, Hasto Kristiyanto ditempatkan di Komisi VI yang menangani soal perdagangan, perindustrian, investasi, dan koperasi.
Baca Juga: Segini Kekayaan Hasto Kristiyanto, Tak Pernah Lapor LHKPN Lagi Sejak 2003
Sementara di internal partai, Hasto juga terbilang sukses karena mampu meniti karier sampai dipercaya menjadi Sekjen PDIP menggantikan Tjahjo Kumolo. Adapun jabatan ini ia emban sejak tahun 2015 hingga kini.
Alasan KPK Baru Menyangkakan Hasto
KPK memberi penjelasan soal mereka yang baru sekarang menetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka. Pasalnya, kasus suap yang menyeret Harun Masiku telah berjalan sekitar lima tahun.
Ketua KPK Setyo Budiyanto mengatakan pihaknya baru sekarang merasa bukti kasus tersebut cukup. Ia memastikan orang-orangnya terus mengumpulkan bukti dan saksi hingga bisa menyangkakan Hasto.
"Baru sekarang ini (menyangkakan Hasto) karena kecukupan alat buktinya tadi sebagaimana sudah saya jelaskan di awal penyidik lebih yakin," ujar Setyo dalam konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (24/12/2024).
Lebih lanjut, Setyo mengatakan KPK sudah melakukan pemeriksaan dan mengumpulkan barang bukti yang cukup. Dari sini, muncul fakta bahwa Hasto Kristiyanto memiliki keterlibatan dalam kasus Harun Masiku.
"Baru kemudian diputuskanlah terbit surat perintah penyidikan gitu (penetapan Hasto menjadi tersangka) jadi sebetulnya alasan pertimbangan itu," papar Setyo.
Tanggapan PDIP
DPP PDIP menanggapi kabar tersebut dengan menyatakan masih mencari kejelasan soal penetapan Hasto sebagai tersangka. Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy mengaku belum menerima informasi resmi terkait hal ini.
"Masih cari tahu kebenaran informasi ini (penetapan Hasto sebagai tersangka). Nanti partai akan menyatakan sikap," ujar Ronny.
Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) PDIP Chico Hakim juga menyatakan masih menunggu informasi resmi. Di sisi lain, ia menduga ada upaya politisasi hukum dalam kasus yang menyeret nama Sekjen Hasto.
"Sangat jelas ada upaya mengganggu PDI Perjuangan (dengan menyeret Hasto sebagai tersangka kasus suap)," ucap Chico.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti
Berita Terkait
-
Jawaban Santai Gibran Saat Jokowi Dikaitkan dengan Penetapan Tersangka Hasto
-
Heboh! Hasto Tersangka, PDIP: Ada yang Mau Awut-Awutkan Kongres!
-
Ujian Persatuan Nasional di Balik Penetapan Tersangka Hasto Kristiyanto
-
Emrus Sihombing: Penetapan Tersangka Hasto Kristiyanto Tak Lepas dari Faktor Politik
-
Jerat Hasto Tersangka, KPK Ditantang Bongkar Kasus Blok Medan
Terpopuler
- Kaleidoskop Timnas Indonesia 2024: Era Pemain Keturunan, Cetak Sejarah Hingga Kangen Elkan Baggott
- Kevin Diks: Aku Kehilangan Jati Diri
- Shin Tae-yong Punya Buzzer? Sumardji: Saya Gak Bisa Jawab tapi...
- Review Hello Town, Game Renovasi Toko yang Bikin Ketagihan
- Hasto Kristiyanto Jadi Tersangka, Jokowi Sembari Tersenyum: Hormati Proses Hukum
Pilihan
-
Fakta Unik Boxing Day yang Jarang Diketahui, Bukan Cuma Pertandingan Bola!
-
25 Ucapan Natal dalam Bahasa Jawa untuk Hangatkan Suasana
-
5 Cara Merancang Resolusi Tahun Baru 2025 yang Efektif
-
Asal Usul Tradisi Meniup Terompet pada Perayaan Tahun Baru
-
Alasan Gus Miftah Gondrong: Ternyata Rambutnya Pernah...
Terkini
-
Cara Download Sertifikat Akreditasi Sekolah Online, Lebih Cepat dan Mudah
-
Mau Investasi Emas? Ini Cara Beli Emas Antam Online dan Offline!
-
Rekam Jejak Kate Victoria Lim, Anak Alvin Lim Ungkit Perkara dengan Hotman Paris
-
7 Sekolah Kedinasan yang Mudah Masuk di Indonesia, Peluang Besar Diterima!
-
Libur Tahun Baru 2025 Berapa Hari? Ini Aturan Resminya
-
Sosok Yolo Ine, Bestie Nikita Mirzani Dirujak usai Sepelekan Kenaikan PPN 12 Persen
-
Resep Bumbu Bakar Frozen Food: Mudah, Praktis, dan Menggugah Selera!
-
Inayah Wahid Lulusan Apa? Putri Gus Dur Sindir Fufufafa hingga Gelar Doktor HC Raffi Ahmad
-
Puasa Ramadhan 2025 Berapa Hari Lagi? Hitung Mundur Sekarang!
-
Sesama Tokoh Kondang, Ini Pandangan Buya Hamka dan Gus Dur soal Natal