Scroll untuk membaca artikel
Lifestyle / Relationship
Senin, 23 Desember 2024 | 18:18 WIB
Ilustrasi Child Grooming. (Pexels/Kampur Production)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Media sosial dihebohkan dengan cerita viral dari seorang ibu 7 anak yang bisa menyukupi kebutuhan meski sang suami bergaji Rp1 juta per bulan. Bahkan diceritakan oleh ibu tersebut, suaminya bisa membangun rumah gedong tiga lantai.

Ibu tersebut menyampaikan semua ceritanya melalui akun X pribadi, niki_tipaah. Dalam salah satu postingan, ia bercerita kalau dirinya dan sang suami memiliki jarak umur yang cukup jauh. Di mana dulu suaminya sudah berusia sekitar akhir 30-an, sedangkan dirinya baru berusia belasan.

"Suamiku dulu nungguin aku 3 tahun suka sama aku sejak aku lulus SMP. Padahal umurnya udah 35-36 tahun, nikahnya pas dia umur 39 tahun," tulis si ibu pada 18 Januari 2024 lalu.

Akun X-nya mendadak ramai jadi perbincangan usai ia kerap membagikan tentang kehidupannya bersama sang suami. Meski belum bisa dipastikan kebenarannya, beberapa netizen banyak yang membahas perihal child grooming usai menyimak cerita ibu tersebut. Salah satunya adalah akun X Widino.

"She needs help! Gw udah stalking akun dia tadi pagi, sampe pada kesimpulan: kemungkinan dia bukan cuma mengalami baby blues, tapi (bisa jadi) gejala PPD/Postpartum Depression. Korban child grooming, belum siap mental nikah muda, stress ngurus 7 anak yang masi kecil semua sampe dibiarin manjat-manjat lemari dan gelantungan di TV, stress ngurus suaminya," tulis akun X Widino.

Sontak, hal ini pun jadi perbincangan. Lalu, apa sebenarnya child grooming tersebut dan mengapa hal ini bisa terjadi? Simak inilah selengkapnya.

Merangkum berbagai sumber, child grooming adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang terutama orang dewasa untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan ikatan emosional dengan seorang anak dengan tujuan untuk mengeksploitasi anak tersebut secara seksual.

Proses ini biasanya dilakukan secara bertahap dan bisa berlangsung dalam waktu yang cukup lama, dengan tujuan agar anak tersebut merasa nyaman dan terbuka terhadap pelaku.

Ilustrasi child grooming. (Photo by Zhivko Minkov on Unsplash)

Ada banyak cara yang dilakukan oleh pelaku child grooming, seperti pendekatan interpersonal, memanipulasi, memberikan perhatian berlebihan, serta mendoktrin korban dengan hal-hal yang berbau agama, sosial, bahkan ranah pribadi.

Baca Juga: Diduga Pacari Cewek 15 Tahun, Aliando Syarief Dituding Lakukan Child Grooming

Hal ini perlu diwaspadai oleh orang tua yang memiliki anak di bawah umur. Pasalnya, tradisi orang tua yang cukup dekat dengan anak kecil sering dinormalisasi sebagai kasih sayang. Namun, belakangan ini banyak kasus pelecehan, pemerkosaan, hingga child grooming yang terjadi di masyarakat karena ketidakpekaan orang tua terhadap sikap orang dewasa lain terhadap anaknya.

Biasanya, korban grooming ini kerap dikaitkan dengan pola asuh orang tua yang cenderung cuek bahkan membiarkan pergaulannya. Hal ini perlu diperhatikan karena tidak sedikit orang tua yang baru menyadari anaknya sudah menjadi korban child grooming.

Kontributor : Dea Nabila

Load More