Suara.com - Masalah sampah plastik menjadi salah satu tantangan lingkungan terbesar yang dihadapi Indonesia saat ini. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton sampah setiap tahun, dengan 18% di antaranya merupakan limbah plastik.
Di tengah situasi tersebut, peran mahasiswa sebagai agen perubahan menjadi sangat penting. Generasi muda tidak hanya memiliki semangat tinggi untuk menciptakan perubahan, tetapi juga membawa ide-ide segar dan inovatif yang diperlukan untuk mencari solusi berkelanjutan.
Kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi, kreativitas, dan pemahaman terhadap tren global menjadikan mahasiswa ujung tombak dalam menghadapi permasalahan limbah plastik di Indonesia.
Inovasi dari Generasi Muda untuk Lingkungan Lebih Baik
Mahasiswa memiliki potensi besar untuk menghadirkan solusi yang relevan dan aplikatif. Melalui berbagai program studi, penelitian, hingga kolaborasi lintas disiplin, mereka mampu menciptakan ide-ide yang tidak hanya inovatif tetapi juga realistis untuk diterapkan. Dengan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, mahasiswa dapat mengembangkan strategi ekonomi sirkular yang memungkinkan limbah plastik diolah menjadi produk bernilai guna tinggi.
Sebagai contoh, inisiatif seperti penggunaan limbah plastik untuk bahan campuran aspal, produk konstruksi ramah lingkungan, atau bahkan bahan baku inovasi baru telah membuktikan bahwa limbah plastik bukanlah akhir dari siklus material, melainkan awal dari peluang baru.
Menggerakkan Perubahan Melalui Kompetisi dan Riset
Inisiatif seperti kompetisi inovasi dan program pengembangan riset menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menuangkan ide-ide mereka. Kompetisi semacam ini tidak hanya memotivasi mahasiswa untuk berpikir kreatif, tetapi juga memberikan pengalaman langsung dalam menyelesaikan permasalahan dunia nyata.
Inovasi dan kreativitas mahasiswa menjadi sorotan utama dalam kompetisi Chandra Asri Limitless Innovation and Business Strategy (CALIBER) Challenge 2024 yang diselenggarakan oleh Chandra Asri Group. Dengan tema “Turning Trash into Treasure: Sustainable Solutions for Plastic Waste”, kompetisi ini menghadirkan solusi berkelanjutan dari generasi muda Indonesia dalam menangani permasalahan sampah plastik.
Baca Juga: Fesyen Ramah Lingkungan: Inovasi Maria Halim dan Perjalanan Cemara Trashion
Kompetisi ini berhasil menarik 49 tim dari berbagai universitas di seluruh Indonesia, dengan 10 tim terbaik terpilih sebagai finalis. Para peserta diminta mengembangkan ide yang tidak hanya inovatif, tetapi juga dapat diterapkan di dunia nyata. Salah satu fokus utama kompetisi adalah produk inovatif CIRCLO, yakni cacahan plastik kresek yang telah distandarisasi untuk bahan campuran infrastruktur berkelanjutan seperti aspal.
Tim Smansasiers dari Universitas Indonesia keluar sebagai juara pertama dengan konsep ACE Strategy (Advance Supply Chain, Collaborate, Elevate Market Impact). Strategi ini dirancang untuk memanfaatkan limbah plastik jenis HDPE secara optimal melalui pengelolaan rantai pasok yang lebih baik, kolaborasi dengan pemangku kepentingan, serta peningkatan kesadaran publik melalui pendekatan kreatif seperti pop-up event bertema lingkungan dan strategi B2B.
Juara kedua diraih oleh Tim Glance, juga dari Universitas Indonesia, yang mengembangkan Hydropave. Produk inovasi ini merupakan bahan dasar infrastruktur yang mengandung 10% CIRCLO dan memiliki spesifikasi water permeable, memungkinkan air meresap ke tanah untuk mendukung konsep infrastruktur ramah lingkungan.
Di posisi ketiga, Tim UHMWPE dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menghadirkan strategi untuk memperluas adopsi CIRCLO melalui sertifikasi produk, kemitraan, dan skema revenue-sharing bersama mitra industri.
Head of Corporate Communications Chandra Asri Group, Chrysanthi Tarigan, menyampaikan, “Melalui CALIBER 2024, kami ingin mendorong generasi muda untuk tidak hanya berpikir tentang solusi untuk limbah plastik, tetapi juga melihat peluang-peluang yang dapat membawa perubahan besar bagi lingkungan Indonesia.”
Berita Terkait
-
Mahasiswa Gelar Aksi Tolak PPN 12 Persen di Monas, Sempat Saling Dorong Sebelum Bubarkan Diri
-
Mahasiswa Demo di Patung Kuda Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
-
Inovasi iPhone 16 Tertahan Regulasi, Begini Langkah Apple di Indonesia
-
Mahasiswa UNEJ Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Gedung Kampus, Tinggalkan Pesan 'Selamat Tinggal'
-
Ramah Lingkungan! 3 Rekomendasi Moisturizer yang Punya Kemasan Refill
Terpopuler
- Kalahkan Singapura, Satu Kaki Vietnam di Final Piala AFF 2024
- 6 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Memori 256 GB Terbaik Desember 2024
- Tragedi di Desa Miau Baru: Pemilik Kebun Sawit Ditemukan Tewas, Diduga Dibunuh
- Budaya Dayak Hiasi Desain Rp 1 Triliun Istana Wapres di IKN
- Rp 2,7 Triliun ULE Disiapkan BI Kaltim untuk Natal dan Tahun Baru 2025
Pilihan
-
Fakta Unik Boxing Day yang Jarang Diketahui, Bukan Cuma Pertandingan Bola!
-
25 Ucapan Natal dalam Bahasa Jawa untuk Hangatkan Suasana
-
5 Cara Merancang Resolusi Tahun Baru 2025 yang Efektif
-
Asal Usul Tradisi Meniup Terompet pada Perayaan Tahun Baru
-
Alasan Gus Miftah Gondrong: Ternyata Rambutnya Pernah...
Terkini
-
Pernyataan Adem Habib Jafar Soal Ucapan Hari Natal bagi Umat Muslim: Jangan Kehilangan Rasa Cinta
-
Apa Syarat Masuk Vatikan? Disambangi Hanung Bramantyo saat Malam Natal
-
Kaleidoskop 2024: 4 Artis Umumkan Adopsi Anak, Bukan Hanya Raffi Ahmad
-
5 Fakta Menarik Vatikan, Negara Terkecil Punya Lorong Pelarian untuk Paus
-
Profil Ning Nilatin Nihayah, Istri Gus Iqdam dari Keluarga Terpandang
-
Hitung-hitungan Sujiwo Tedjo Sindir Vonis Harvey Moeis: 54 Tahun Dibagi PPN 12% Sama dengan IQ Bangsa
-
Pantas Diizinkan Pegang M-Banking, Mbak Lala dan Rieta Amilia Dulu Sekongkol Curi Susu buat Rafathar
-
Mahasiswi di Yogya Disiram Air Keras sebelum Ibadah Natal, Pelaku Punya Dendam
-
Potret Kiky Saputri Buka Kafe di Solo, Jokowi Sekeluarga Hadir saat Soft Opening
-
Kisah Delisa, Penyintas Tsunami Aceh 2004 yang Kehilangan Ibu dan Kaki Kirinya