Scroll untuk membaca artikel
Bisnis / Keuangan
Rabu, 30 Agustus 2023 | 13:51 WIB
Ilustrasi cara antisipasi modus penipuan social enginering. (Dok: BRI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) melaporkan laba konsolidasi sebesar Rp29,56 triliun pada semester pertama tahun 2023, mengalami pertumbuhan sebanyak 18,83 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan bahwa pertumbuhan laba ini mencerminkan kinerja positif perusahaan. Selama enam bulan, BRI Group berhasil mencatatkan laba sebesar Rp29,56 triliun, yang menandakan pertumbuhan tahunan sebesar 18,83 persen. Sunarso menyebut bahwa kinerja BRI sangat baik, dengan neraca yang kuat, tingkat kredit bermasalah (NPL) yang menguntungkan, dan kinerja yang positif ini diharapkan akan berlanjut.

Total aset BRI tumbuh sebesar 9,21 persen secara tahunan menjadi Rp1.805,15 triliun, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset dengan baik.

Dari segi manajemen risiko, BRI melaporkan tingkat kredit kurang lancar atau NPL sebesar 2,95 persen dengan rasio cakupan NPL sebesar 248,54 persen. Biaya kredit BRI mencapai 2,26 persen.

Selain itu, BRI mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.245,12 triliun, dengan sebagian besar berasal dari tabungan, giro, dan deposito. Dana murah atau CASA dari DPK BRI mencapai Rp815,42 triliun atau tumbuh 10,13 persen secara tahunan.

Pertumbuhan kinerja BRI juga tercermin dalam rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan cost-to-income ratio (CIR). Rasio BOPO mencapai 67,71 persen, sedangkan CIR mencapai 41,79 persen, menunjukkan efisiensi operasional yang lebih baik.

Penyaluran kredit dari BRI tumbuh 8,8 persen pada semester pertama tahun 2023, dengan jumlah total kredit sebesar Rp1.202,12 triliun. Penyaluran kredit ini didominasi oleh segmen UMKM, mencapai Rp1.015,5 triliun, yang mengakibatkan porsi kredit UMKM BRI mencapai 84,48 persen dari total kredit BRI.

Transformasi digital yang dilakukan oleh BRI juga berkontribusi positif terhadap pertumbuhan pendapatan berbasis fee (FBI) sebesar Rp10,22 triliun atau tumbuh 9,14 persen.

Dalam hal rasio loan to deposit (LDR) dan capital adequacy ratio (CAR), BRI mencatat angka 87,26 persen dan 26,65 persen. Dengan rasio LDR yang seimbang dan CAR yang memadai, BRI optimistis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pembiayaan berkelanjutan dan pemberdayaan UMKM.

Baca Juga: Persebaya Pincang Lawan Borneo FC, Dusan Stevanovic Absen

Sunarso menyatakan bahwa optimisme BRI mencerminkan komitmennya dalam berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Load More